Di akhir zaman ini banyak
berkembang faham-faham yang
terkadang satu sama lainnya
saling menyesatkan. Ironisnya,
klaim sesat seringkali dilontarkan
oleh mereka yang sama sekali
tidak mengetahui ilmu agama.
Lebih parah lagi, klaim sesat
seringkali mereka dilontarkan
kepada mayoritas umat Islam
yang notabene kaum
Ahlussunnah Wal Jama’ah. Padahal
ajaran yang diyakini mayoritas
umat Islam ini telah mapan dan
telah turun-temurun antar
generasi ke generasi dengan
mata rantai (Sanad) yang
bersambung kepada Rasulullah.
Persoalan-persoalan yang
seringkali mereka angkat sangat
beragam, dari mulai perkara-
perkara pokok dalam masalah
akidah (Ushuliyyah), hingga
masalah-masalah cabang hukum
agama (Furu’iyyah). Praktek
Peringatan Maulid Nabi, Tahlil,
Ziarah Kubur, Tawassul dan
Tabarruk adalah di antara contoh
beberapa masalah yang seringkali
“diserang” oleh mereka.
Pada dasarnya mereka yang
seringkali mengklaim kelompok di
luar mereka sebagai kelompok
sesat adalah “orang-orang
bingung’, “orang-orang yang
tidak memiliki pijakan”, dan sama
sekali tidak paham terhadap cara
beragama mereka sendiri.
Seringkali dalm propagandanya
mereka berkata: “Kita harus
kembali kepada al-Qur’an dan
Hadits”, atau berkata: “Madzhab
saya adalah al-Qur’an dan
Sunnah”, padahal mereka sama
sekali tidak memahami al-Qur’an
dan hadits-hadits Rasulullah.
Bagaimana mungkin mereka akan
dapat memahami kandungan al-
Qur’an dan hadits sementara
tidak sedikit dari mereka yang
membaca tulisan Arab saja sangat
“belepotan”. Bahkan seringkali
untuk memahami al-Qur’an dan
hadits-hadits Nabi mereka hanya
bersandar kepada terjemahan-
terjemahan belaka. Sama sekali
mereka tidak paham siapa
seorang mujtahid, dan apa syarat-
syarat untuk menjadi seorang
mujtahid. Namun demikian
mereka memposisikan diri
laksana seorang ahli ijtihad.
Hasbunallah.
Yang paling parah, keyakinan
yang dibawa oleh mereka dan
diajarkan oleh mereka kepada
masyarakat awam adalah akidah
tasybih. Akidah tasybih adalah
akidah sesat berisi penyerupaan
Allah dengan makhluk-Nya.
Ungkapan-ungkapan buruk dalam
penyerupaan Allah dengan
makhluk-Nya dan sangat
menyesatkan yang berkembang
di sebagian masyarakat kita
adalah hasil “jerih payah”
propaganda mereka. Seperti
perkataan “Terserah yang di
atas”, atau “Allah bersemayam di
atas ‘arsy”, atau “Allah berada di
langit”, atau “Allah duduk di atas
‘arsy”, atau “Allah bergerak turun
dan naik”, dan berbagai
ungkapan tasybih lainnya. Sangat
ironis, keyakinan sesat semacam
ini telah berkembang di sebagian
masyarakat kita. Sementara
akidah tanzih; akidah yang telah
diajarkan Rasulullah berisi
keyakinan bahwa Allah tidak
menyerupai makhluk-Nya, bahwa
Allah bukan benda dan Dia tidak
boleh disifati dengan sifat-sifat
benda, serta bahwa Allah ada
tanpa tempat dan tanpa arah,
sudah semakin diabaikan. Wa La
Haula Wa La Quwwata Illa Billah.
Benar, ini dalah “penyakit akhir
zaman” yang harus kita waspadai
dan kita perangi. Salah seorang
ulama terkemuka bernama Ibn al-
Mu’allim al-Qurasyi (w 725 H, lihat
biografi beliau dalam al-Durar al-
Kaminah, karya al-Hafizh Ibn Hajar
al-‘Asqalani, j. 4, h. 198) dalam
kitab Najm al-Muhtadi Wa Rajm al-
Mu’tadi, h. 588, mengutip
perkataan al-Khalifah ar-Rasyid ‘Ali
ibn Abi Thalib, menuliskan
sebagai sebagai berikut:
ﺳَﻴَﺮْﺟِﻊُ ﻗَﻮْﻡٌ ﻣِﻦْ ﻫﺬِﻩ ﺍﻷﻣّﺔِ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻗْﺘِﺮَﺍﺏِ
ﺍﻟﺴّﺎﻋَﺔِ ﻛُﻔّﺎﺭًﺍ، ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺟُﻞٌ:ﻳَﺎ ﺃﻣِﻴْﺮَ
ﺍﻟﻤُﺆْﻣِﻨِﻴْﻦَ، ﻛُﻔْﺮُﻫُﻢْ ﺑِﻤَﺎﺫَﺍ ﺃﺑِﺎﻹﺣْﺪَﺍﺙِ ﺃﻡْ
ﺑِﺎﻹﻧْﻜَﺎﺭِ؟ ﻓَﻘَﺎﻝَ:ﺑَﻞْ ﺑِﺎﻹﻧْﻜَﺎﺭِ، ﻳُﻨْﻜِﺮُﻭْﻥَ
ﺧَﺎﻟِﻘَﻬُﻢْ ﻓَﻴَﺼِﻔُﻮْﻧَﻪُ ﺑِﺎﻟﺠِﺴْﻢِ ﻭَﺍﻷﻋْﻀَﺎﺀ
)ﺭَﻭﺍﻩُ ﺍﺑﻦُ ﺍﻟﻤُﻌﻠِّﻢ ﺍﻟﻘُﺮَﺷﻲّ ﻓِﻲ ﻛِﺘﺎﺑﻪ
ﻧَﺠْﻢ ﺍﻟﻤُﻬْﺘَﺪِﻱ ﻭَﺭَﺟْﻢُ ﺍﻟﻤُﻌْﺘَﺪِﻱْ، ﺹ588 )
“Sebagian golongan dari
umat Islam ini ketika kiamat
telah dekat akan kembali
menjadi orang-orang kafir”.
Seseorang bertanya
kepadanya: “Wahai Amir al-
Mu’minin apakah sebab
kekufuran mereka? Adakah
karena membuat ajaran baru
atau karena pengingkaran?
Sahabat ‘Ali ibn Abi Thalib
menjawab: “Mereka menjadi
kafir karena pengingkaran.
Mereka mengingkari Pencipta
meraka (Allah) dan mensifati-
Nya dengan sifat-sifat benda
dan anggota-anggota
badan”. (Diriwayatkan oleh
Ibn al-Mu’allim al-Qurasyi
dalam kitab Najm al-Muhtadi
Wa Rajm al-Mu’tadi, h. 588)
Di antara tanda-tanda kaum
Khawarij yang dilaknat oleh
Rasulullah, -sebagaimana
telah beliau sabdakan dalam
haditsnya-, ialah bahwa
mereka “Anak-anak muda
yang memiliki mimpi yang
sangat bodoh”, mereka
seringkali mengutip ayat-ayat
al-Qur’an dan hadits-hadits
Nabi, tapi itu semua
dipergunakan untuk
menyesatkan, atau bahkan
untuk mengkafirkan orang-
orang yang berada di luar
kelompok mereka. Padahal
kualitas iman mereka
sedikitpun tidak melampaui
kerongkongan mereka. Iman
mereka benar-benar
“dangkal”. Rasulullah
mengatakan jika kalian
bertemu dengan orang-
orang semacam ini maka
perangilah mereka. (HR. al-
Bukhari).
Semoga Allah senantiasa
memelihara iman kita hingga
akhir hayat kita. Semoga Allah
selalu mencurahkan rasa cinta
bagi kita kepada Rasulullah,
keluarganya, para sahabatnya,
dan para ulama saleh yang telah
mendahului kita. Serta semoga
kita dijadikan orang-orang yang
selalu memegangteguh ajaran-
ajaran mereka. Amin Bi Haqq an-
Nabi Muhammad Thaha al-Amin.
Wa Shallalah ‘Ala Sayyidina
Muhammad Wa Sallam.
Wa al-Hamd Lillah Rabbil ‘Alamin